Puasa Ala Food Combining

PART I

Helo Tweeps, berikut bahasan Ramadhan yang lama ditunggu. Beda ke tahun lalu kini agak lebih komprehensif, berikut openingnya.

Pertama kita harus luruskan dulu salah kaprah penyamaan puasa Ramadhan dengan detoks, puasa tidak berarti sertamerta berdetoks

Detoks dalam konteks pembersihan racun tubuh membutuhkan penghematan energi luarbiasa ekstra dengan penyederhanaan pola makan

Detoksifikasi sejatinya menghapus pola konsumsi protein hewani dalam pengerjaannya, yang kita tahu dapat bebani sistem cerna

Program detoksifikasi sejatinya membuat tubuh hanya ekslusif terpapar oleh bahan makanan mudah cerna, berdaya hidup dan segar

Dalam hal ini buah dan sayur mewakili kebutuhan detoksifikasi. Selama berada dalam keadaan segar & disantap dengan cara benar

Program detoks biasa disertai dengan masa istirahat selama pengerjaan. Untuk mengimbangi efek samping racun tubuh dalam darah.

Sekaligus memaksimalkan efek penghematan energi tubuh yang sudah didapat dari penyederhanaan pola makan yang dilakukan tadi

Bagaimana dengan Ramadhan? Di luar ritual spiritual, puasa bulan ini, aplikasikan konsep detoksifikasi yang lebih sederhana.

Yaitu dengan pengurangan beban sistem cerna. Dengan mengosongkan perut selama waktu normal sistem cerna diisi bahan makanan

Konsep ini jauh lebih maksimal bila dikaitkan petunjuk Rasul yang lalui hari bulan Ramadhan sarat (buah) kurma dan air putih.

Tapi Ramadhan tidak ekslusif identik dengan detoksifikasi biasa, karena tidak ada perintah untuk beristirahat secara khusus.

Malah sejarah menunjukkan bulan Ramadhan dilalui dalam keadaan berperang, proses detoksifikasi jelas tidak sesuai disini.

Ramadhan pun tidak diwarnai dengan gejala efek detoksifikasi lazim diceritakan, rasa pusing ke peminum kopi, batuk ke perokok.

Karena memang puasa Ramadhan dan detoksifikasi, kendati secara prinsip sepaham, memiliki intensitas yang sangat berbeda.

Terutama tradisi Ramadhan sesuai budaya kuliner malah membuat konsep puasanya makin kabur dan makin jauh dari konsep sehat.

Sahur dengan semangat ‘makan seakan tidak makan lagi’ atau berbuka berfaham ‘balas dendam akibat kelaparan’ kaburkan makna.

Atau tetap mampu berusaha makan biasa menahan diri, tapi menu sahur dan berbuka sangat jauh dari konsep makan yang sehat!

Menu terdiri makanan tinggi gula, tinggi protein, minim serat, minim energi hidup. Kolak, gulai, susu, martabak hingga soda.

Selain jauh diluar kebutuhan tubuh, kombinasi makanan demikian malahan beri beban ekstra sistem cerna lari dari konsep detoks.

Puasa Ramadhan demikian malah berubah jadi bulan sarat bahan baku pembangun sel tubuh dengan kualitas buruk & memprihatinkan.

Ramadhan semestinya menekan biaya penyediaan bahan makan dan buat tubuh kian prima. Dimana fisik kuat dukung spiritual sehat

Penuhi lemari pendingin Anda dengan buah dan sayur segar, protein hewani batasi 1-2 kali perminggu atau malah steril sebulan.

PART II SAHUR

Sahur! Sarapan di saat puasa, ini memegang posisi yang sangat krusial, karena menjadi landasan bagaimana hari akan dijalani

Semua tahu, makan pagi menjadi sangat penting, karena sulit sekali memulai hari dengan perut kosong dan minim energi

Tapi pelaku foodcombining tahu bagaimana cara memanfaatkan sarapan agar tepat guna, tidak asal makan banyak, tak asal bergizi.

Dengan mengacu pada siklus cerna 8 jam dalam ritme tubuh (sirkadian), kita tahu sarapan haruslah bersifat ringan tidak berat

Buah segar, pilihan tepat pelaku foodcombining untuk pilihan sarapan memulai hari. Ringan, kaya enzim dan lengkap substansi.

Masalah buah, adalah ia mudah terurai, mudah cerna. Jadi harus dikonsumsi berulang saat lapar. Ini agak berbeda saat puasa

Mau tidak mau kita harus beradaptasi. Mengubah sedikit ritme. Bukan masalah serius sebenarnya, mengingat puasa hanya sebulan.

Khusus selama puasa, bangunlah lebih awal dan siapkan waktu 30 menit dimuka, santap buah potong segar atau berbentuk jus buah.

Makanlah perlahan, kunyah dengan baik. Bila jus, biarkan tercampur air liur sebelum ditelan. Jangan terburu-buru selesai.

Biarkan tubuh mendapatkan semua yang dibutuhkan dari buah. Bila selesai tunggu hingga 15-30 menit. Pindahlah ke menu lanjutan.

Walau foodcombining mengenal dua jenis menu protein dan karbohidrat untuk santap, menu lanjutan sahur berat ke karbohidrat.

Karena tubuh tidak menguras energi terlalu banyak untuk mencerna karbohidrat, dan cukup memberi rasa kenyang seharian

Jangan pernah lupakan, sayuran segar! Usahakan lebih banyak dari porsi karbohidrat. Limpahi tubuh dengan enzim dan daya hidup.

Sahur menjadi lengkap terpenuhi substansi penting dari buah dan sayur, sadari itulah elemen utama! Bukan menu karbohidratnya.

Akhiri kira-kira 30 menit sebelum waktu akhir sahur. Jelang azan subuh minumlah segelas air putih, perlahan. Hanya air putih.

Lupakan teh, kopi yang akan menguras persediaan cairan tubuh atau susu yang sepintas praktis tapi membuat pencernaan terbebani.

Bagi yang terbiasa, sahur malah lebih menyenangkan dilalui ekslusif hanya buah. Mereka melaporkan fitalitas tinggi seharian.

Selamat menjalani puasa! Jangan lupakan niat. Perintah itu beri alam bawah sadar kemampuan menjalankan puasa lebih baik.

PART III BUKA PUASA

Okay, siapa yang sudah puasa hari ini? Setelah bahas puasa, detoks, sahur. Nah, sekarang giliran berbuka puasa! Ayo yang kepingin nyimak

Puasa membuat kita mengosongkan perut selama kurun waktu tertentu. Biasanya terisi makanan berkala, kini menjadi kosong sesaat

Ada banyak fungsi pengosongan perut dalam kurun waktu tertentu, mulai dari penghematan energi, regenerasi sel, perbaikan organ

Juga dari sisi spiritual terkait kesabaran, rasa patuh dan banyak lagi. Intinya kosongkan perut miliki efek multidimensional

Sayangnya upaya positif sisi fisiologis-psikologis itu acap kehilangan arti saat puasa diakhiri dengan pilihan cara berbuka

Energi tubuh yang seharusnya terhemat untuk bisa lakukan banyak hal karena tidak harus mencerna serius, jadi terbuang percuma

Regenerasi sel yang terjadi efektif saat tubuh ‘melaparkan’ diri sesaat juga terganggu, karena menu berbuka tergolong berat

Bukan sekedar mengganggu, kadang kombinasi dari gula sangat tinggi, protein hewani berat, produk refinasi, malah beri beban

Itu yang terjadi saat menu berbuka hadirkan martabak manis-asin, es campur, kolak atau ragam kuliner lain yang lazim hadir

Hal ini sudah menjauh dari makna puasa Ramadhan ditinjau dari sisi spiritual-religius dan terutama sisi fisikal-kesehatan

Jadi bagaimana seharusnya berbuka? Rasul sudah mencontohkan berbuka “butiran kurma dan segelas air” identik dengan sederhana!

Kita juga sudah mempraktekkan konsep “berbukalah dengan yang manis”, sayangnya secara berlebihan! Bahkan cenderung mengada

Manis dalam konteks yang bisa memulihkan kita dari kondisi puasa terkait dengan porsi tepat, kurang buruk, berlebih pun sama

Buah segar, terwakili oleh kurma BUAH (bukan manisan kurma yg dijual skrg ini), memberi pasokan ‘manis’ dari sifat karbohidrat dalam ukuran tepat. Lihat gambar buah kurma di bawah ini:

Image

Hindari juga kondisi dehidrasi. Siapkan air segelas dalam suhu sejuk. Tidak dalam suhu terlalu panas yang sulit diserap tubuh

Atau terlalu dingin yg lemahkan kerja enzim. Siapkan bersama dengan beberapa potong buah segar, beberapa jenis lebih baik

Selain gula, berbuka dengan buah memberi kita pasokan tidak berlebih terhadap banyak hal. Enzym, vitamin, serat dan mineral

Pilih buah yang juga mengandung cukup air, untuk bantu pasokan cairan dalam tubuh. Agar kita tidak terburu minum berlebihan

Jangan takut merasa lemas. Terutama bila berasumsi makan heboh saat berbuka saja bisa lemas, apalagi hanya dengan sekedar buah

Justru enzim terkandung dalam buah, kantung vakuola, yang bertugas pelihara kesegaran buah, bisa kita ‘curi’ saat disantap

Bisa memberi tubuh efek menyegarkan secara instan! Dan bukan efek semu yang biasa kita dapat saat mengkonsumsi makanan manis

Kadar gula buah yang disantap normal, tidak akan melonjakkan gula tubuh yang memaksa pankreas produksi insulin untuk menekan

Buah juga tidak sita produksi enzym cerna untuk diproses. Sehingga sistem cerna tidak mendadak terbebani, tidak mengejutkan

Memberikan Anda semacam waktu transisi yang mulus untuk mengkonsumsi makanan lanjutan. Itupun jangan berlebihan dalam memilih

Waktu berbuka hingga jelang tidur, adalah waktu ideal juga bagi Anda minum air putih dalam jumlah cukup. Minum secara berkala

Untuk rayakan berpuasa secara budaya kuliner, pilih waktu cermat. Jangan setiap saat, tapi 1-2 hari perminggu. Dahulukan buah.

PART IV

Kemarin dibahas miskonsepsi tentang penyamaan puasa Ramadhan dengan detoksifikasi serta pengurangan kalori. Kini sisi lain

Kita akan melihat puasa Ramadhan dalam manfaat sehatnya secara lebih proporsional dan masuk akal, agar tepat guna

Tubuh manusia terdiri dari 40-60 triliun sel yang bekerja aktif. Bila semua berfungsi normal, tubuh manusia di kondisi puncak

Sayangnya pola makan buruk, dari sisi padanan, pilihan, cara buat makanan, waktu makan ubah fitalitas sel tersebut jadi buruk

Penurunan itu terjadi karena penumpukan semacam sampah sel akibat kombinasi makanan buruk tadi. Akumulasinya rusak kesehatan

Sebagian besar sampah sel itu muncul dari pembentukan protein yang menghasilkan protein cacat. Terutama mengacu pada menu

Protein hewani yang kita makan dalam beragam bentuk, secara salah sering dikira penting membangun sel tubuh, padahal tidak

Protein hewani harus dipecah dahulu menjadi lebih sederhana dalam bentuk asam amino oleh usus halus, sebelum dibetuk ulang

Proses panjang itu membuat tubuh selalu berpotensi menghasilkan protein cacat penyumbang utama sampah sel dalam tubuh

Itulah sebab mengkonsumsi makanan berat di protein hewani, dengan maksud membentuk pembentukan sel tubuh lebih baik, keliru

Tubuh memang mudah membentuk jaringan baru (terutama otot) namun berpotensi dipenuhi sel cacat yang sarat sampah, tidak sehat

Bagaimana cara membersihkan sampah sel itu? Ada beberapa cara, salah satunya dengan puasa! Tidak makan mengaktifkan daur ulang

Saat kelaparan, tubuh kehilangan suplai, dimana ia bereaksi mencari suply pengganti. Protein cacat tak terpakai jadi sasaran

Dengan kata lain, tidak makan membuat tubuh ‘menghabiskan protein cacat’ sampah sel, dan otomatis meregenerasi komposisi sel

Pendekatan ini bisa jelaskan mengapa puasa Ramadhan yang ‘hanya’ mengistirahatkan makan 13-14 jam berguna untuk sehatkan tubuh

Butuh waktu 36-48 jam agar detoksifikasi tubuh berjalan sempurna dengan puasa ringan. Puasa Ramadhan tidak masuk kriteria

Diet kalori agar langsing pun terlalu dangkal bila dikaitkan dengan puasa Ramadhan yang lebih bernuasa mulia dan spiritual

Sayangnya regenerasi sel baru berjalan sempurna bila kita makan dengan benar saat memulai dan mengakhiri saat puasa

Makan besar penuh protein hewani di waktu sahur dan buka misalnya, jelas menambah jumlah protein cacat yang sulit diregenerasi

Tidak perdulikan padu padan unsur makanan juga akan membuat PH tubuh menjadi asam, yang merusak kemampuan alami regenerasi sel

Itulah juga sebab, Ramadhan sebaiknya identik dengan buah & sayuran segar. Agar tubuh sarat suplai unsur penting yang diperlu

Di Ramadhan tubuh bisa hemat kebutuhan karbohidrat, protein & lemak, untuk mencapai kondisi ‘lapar’ efektifkan regenerasi sel

Tapi tubuh tidak boleh kekurangan unsur penting: air, enzim, mineral, vitamin, serat dan fitokimia (senyawa kimia berguna)

Buah dan sayuran segar, mampu memberi tubuh itu semua. Asam amino buah- sayur juga sebenarnya lebih mudah dimanfaatkan tubuh

Protein yang dibentuk dari asam amino buah-sayur minim potensi bentuk protein cacat. Makin ideal lagi bagi kondisi tubuh

Jadi jangan takut saat merasa lapar saat Ramadhan dan terburu berusaha menghindari atau akhiri dengan bersahur-buka ‘mengamuk’

Manfaatkan Ramadhan dari dua sisi spiritual dan fisikal secara maksimal. Horisontal juga vertikal.

PART V

Mulai dihujani pertanyaan seputar puasa Ramadhan, dan terkait masalah kesehatan. Beberapa mengutip penelitian puasa.

Beberapa cukup canggih membahas masalah puasa dan kesehatan dari sudut pandang fisiologis. Ada yang cuma nanya efek samping.

Ada pun segelintir yang menanyakan konsep puasa terkait penyembuhan penyakit secara spesifik. Semuanya sih menarik.

Tapi lucunya, semua pukul rata, gak ada yang membahas masalah apa yang dimakan selama bulan Ramadhan?

Waktu ditanya balik, mayoritas menjawab “berbukalah dengan yang manis” untuk buka, “sahur dengan jumlah cukup” untuk sahur.

Waktu ditanya definisi “berbuka yang manis” itu apa? Rata-rata menjawab “kolak” sebagian “kurma”, ada juga “sari kurma”.

Giliran sahur, nah lu, mulai deh pada tulalit! Semua umumnya menyajikan makanan berat sebagai menu utama. Supaya kuat!

Nah, disini letak gak nyambungnya. Efek positif secara fisiologis dari puasa terjadi saat ada kondisi ‘lapar secara benar’.

Mulai dari alokasi energi cerna, pembersihan sel, penormalan kadar gula darah, perbaikan rasio LDL-HDL dan lain sebagainya.

Dari rangkaian itu semua, barulah bisa terjadi konsep “puasa menyembuhkan”. Jadi bukan melihat puasa dari satu sisi belaka.

Saat siklus cerna pagi yang butuh energi besar ‘membuang’, dan kebetulan dimanfaatkan untuk sahur, diberi beban makanan berat.

Seperti protein hewani, makanan prosesan dan sejenisnya, bukannya menjadi kuat, malah harmoni energi tubuh terkacaukan.

Harmoni kacau buat tubuh perlu energi ekstra untuk mengatasinya. Signal lapar segera dikirim sebagai jalan keluar energi baru.

Atau signal rasa sakit seperti perut perih. Bisa juga alarm rasa pusing, kelelahan hingga kantuk, agar tubuh beristirahat.

Sehingga kekacauan itu bisa diperbaiki. Tapi sayangnya ini semua terjadi disaat jam sedang produktif, kantor, sekolah semisal.

Karena sedang puasa, signal lapar sebagai asupan energi ekstra juga tidak bisa dipenuhi. Tubuh dalam keadaan kacau seperti ini.

Jangan diharapkan bisa lakukan ‘perbaikan’ seperti apa yang diungkapkan sebelum. Apalagi saat berbuka hal yang sama terjadi.

Kurma yang umumnya berbentuk manisan, bukan buah, kolak, sari kurma, dengan kadar gula tinggi menyerbu masuk disantap.

Not to mention jajanan pasar, martabak, kue lapis, pisang goreng, asal manis. Gula darah melonjak, tubuh keluarkan insulin.

Apalagi pecandu teh kopi. Konsumsi saat sahur dan berbuka akan merusak harmoni sistem cerna hingga ketersediaan cairan tubuh.

Nah kita harus faham, boleh saja punya ekspektasi tinggi tentang puasa Ramadhan, tapi sudah dijalani secara benar belum?

Kalau cuma sekedar melaparkan diri lalu menyiksa tubuh dengan makanan asal ya gak akan mendapatkan, kecuali masalah kesehatan.

http://chirpstory.com/li/95281

SETELAH LEBARAN

Idul Fitri adalah momen melimpahnya kuliner yang meriah di negara kaya budaya seperti Indonesia. Dilewatkan? Sayang tentunya

Yang menjadi masalah makanan enak-enak itu tidak muncul sekali dua kali dalam satu hari sekalipun. Bisa berkali-kali

Jangan heran bila sempat ada temuan, IdulFitri tingkat pengunjung gawat darurat dan okupansi rawat inap rumah sakit meningkat

Makanan khas IdulFitri yang umum lalui proses panjang, memakai bumbu secara radikal serta tinggi protein hewani & minim serat

Bisa dibilang tidak ada satupun menu ‘enak’ khas Idul Fitri di Indonesia memiliki kontribusi positif terhadap sistem cerna

Kombinasi karbohidrat tinggi dan protein hewani berat yang diproses panjang menciptakan kondisi ‘senang lidah derita perut’

Yang menakutkan adalah lonjakan gula tubuh akibat masuknya beragam karbohidrat ragam bentuk, ketupat hingga kue kering lebaran

Yang harus segera disikapi oleh pankreas dengan mengeluarkan insulin untuk menetralkan, agar tidak merugikan kondisi tubuh

Bila terjadi sesekali, hal ini masih bisa ditolerir. Berkali-kali? Pankreas akan menderita dan tubuh menjadi kelelahan

Penderitaan pankreas tidak disitu saja, sebagai produsen beragam enzim, ia juga kerja keras saat tubuh mencerna makanan masuk

Terutama karena makanan masuk adalah ‘makanan terproses’ sulit dicerna tubuh. Enzim cerna yang terpakai sangat tidak efisien

Apalagi bila ditambah kebiasaan mengkonsumsi buah sebagai pencuci mulut. Kondisi sistem pencernaan menjadi lebih buruk lagi

Minuman? Teh, kopi, susu dan minuman bersoda seperti “menggarami luka terbuka” bagi sistem cerna yang sudah menderita

Bagaimana menyikapinya? Pergunakan beberapa prinsip FoodCombining juga kerja sistem cerna untuk pola makan sehat bersahabat

Pertama, konsumsi buah hanya sekali di pagi hari, sesuai dengan prinsip siklus sirkadian sistem cerna. Cukup sekali waktu ini

Hindari konsumsi minuman segar berbentuk es buah atau sejenis saat berwisata kuliner. Karena jeda singkat antar waktu makan

Kedua, bila mungkin, ingat konsep karbohidrat dipisah dengan protein hewani. Agar enzim amilase-pepsin tidak berbenturan

Bila tidak mungkin, pastikan Anda memilah dominasi protein atau karbohidrat dalam tiap waktu makan. Usahakan rasionya tepat

Ketiga, kunyah perlahan, telan tertib! Sinkronkan kerja sistem cerna dan signal kenyang otak. Juga lumatkan makanan baik-baik

Keempat, jangan menemani makanan dengan minum yang terlalu sering dan banyak. Mengganggu kerja sistem cerna terutama lambung

Kelima, ini yang paling penting, usahakan konsumsi sayuran segar di tiap waktu makan. Bila perlu bawa sendiri kemanapun pergi

Diluar 5 tips utama tadi, ada beberapa jalan keluar darurat yang bisa dipergunakan sesekali (Sesekali! Namanya juga darurat)

Setelah Anda berwisata kuliner seharian, saat tiba di rumah, buatlah jus sayuran segar. Untuk meringankan kerja sistem cerna

Sayuran segar yang dimakan bersamaan dengan makanan buruk miskin enzim membuat makanan masuk bukan dianggap ‘musuh’ oleh tubuh

Bisa juga dengan membuat rebusan air jahe untuk jalan darurat, dan mencukupi air putih bila beban cerna telah mereda

Detoks Kecil2an Setelah Lebaran

Pasca Ramadhan yang ‘menyehatkan’ dengan #FoodCombining, 2 hari lebaran acap berubah jadi hari ‘penumpukan sampah’ tubuh, bersihkan yok!

Mari kerjakan detoksifikasi ringan. Bukan detoksifikasi beneran yang membutuhkan konsentrasi serius dan alokasi waktu khusus

Sediakan waktu 2 hari saja, lebih 3 hari lebih baik. Disambi mengerjakan puasa syawalan juga bisa, asal perhatikan juklak

Pertama, pastikan 2 hari berturut jadwal Anda kosong dari kegiatan melelahkan. Kedua, singkirkan hidangan lebaran ragam rupa

Ketiga, penuhi lemari es Anda kembali dengan buah-sayur segar, idealnya organik. Cuci bersih-bersih bila tidak. Simpan baik

Siapkan hanya air putih, lebih baik bila #AirKangen. Donasikan minuman soda, sirup susu sisa lebaran. Simpan, kopi-teh-susu

Terakhir, manjakan diri Anda dengan beragam hiburan tanpa kuras tenaga. Bacaan, tontonan, musik, sesi pijat, meni-pedi apalah

Prinsipnya sederhana, hemat energi tubuh yang biasa terkonsentrasi di sistem cerna, agar bisa dialokasikan ‘membersihkan’

Bagi pelaku puasa syawalan, konsep #FoodCombining saat Ramadhan bisa tetap berlaku dengan mengeliminir menu tidak diperlukan

Konsentrasikan pada makanan buah di saat sahur. Susul kira-kira 15 menit ke menu karbohidrat (nasi-sayur) bila tidak pede

Berbuka pun dengan menu-menu sama, awali buah, lanjutkan menu karbo-sayur pasca beraktifitas lain, semisal shalat maghrib

Perhatikan konsumsi air putih, berkala. Tapi hindari berlebihan saat santap sahur dan berbuka juga makan malam. Jauhi non air

Jauhi makanan berat selama malam hari setidaknya selama masa detoks ringan ini. Juga pilih saat puasa masih dalam sesi libur

Bagi yang tidak berpuasa syawal, berhati-hati dengan godaan menikmati makanan ringan waktu senggang, kadang itu tantangannya

Siapkan beragam kudapan ringan, seperti jus buah, salad segar atau belajar varian kuliner berbasis buah atau sayur segar

Konsumsi di jam-jam krusial keinginan mengudap makanan ringan, pukul 10.00, 14-17.00 atau jelang dan pasca makan malam

Ingat, karena ini adalah fase detoksifikasi ringan, tubuh Anda tetap harus merasakan ‘lapar’ agar regenerasi sel berlangsung

Jangan makan terlalu kenyang, sekalipun menu buah atau sayur. Pelihara dan kendalikan kondisi ‘lapar’ ringan tersebut

Bagi yang telah terbiasa melakukan sesi FoodCombining selama puasa, melakukan detoksifikasi ringan ini tergolong mudah

Efek samping pembuangan toksin via aliran darah, tidak dirasa terlalu signifikan. Tapi buat yang belum terbiasa, bersiap!

Efek itu bervariasi pada setiap individu. Bisa: sakit kepala ringan, sedikit demam, menggigil, sakit sendi-otot dan lainnya

Bila terjadi, santai saja. Tidak perlu panik, pastikan terus ada dalam program. Perhatikan asupan air putih, minum berkala

Jangan konsumsi obat pereda rasa sakit tadi. Obat flu, demam atau apapun. Bila Anda lakukan itu, sesi detoks berakhir

Anda bisa akhiri sesi detoks dihari ketiga atau empat, sesukanya. Pastikan untuk tidak kembali ‘ngamuk’ mengkonsumsi makanan

Bagi pelaku puasa syawal, akhiri sesi detoks ini dengan berakhir masa puasa Anda. Dengan catatan selama dilakukan berurutan

by Erikar Lebang | Twitter: @erikarlebang

Image

Leave a comment